Laman


Kamis, 18 April 2013

Lepo Mania Goes to Semarang


Indonesia Tanah Air Beta !
                Hai ! Kali ini kaki kami menjejak Semarang !
UTS sebenarnya belum selesai, namun kepala ini rasanya sudah cenat-cenut butuh refresh sesegera mungkin, mungkin itu pulallah yang dirasakan oleh teman-teman senasib seperjuangan saya di kelas Pendidikan Fisika A UNY 2010. Jadilah, sabtu 13 April yang lalu, Lepo Mania, geng touringnya kelas A kembali menggelar perjalanan lintas kota yang kali ini menjadikan Semarang, ibukota Provinsi Jawa tengah sebagai tujuannya. Kali ini ada 14 orang  dengan 7 buah motor yang terlibat dalam touring.

Yuuuukkk berangkaaaattt !

                Seperti biasanya, garis start kami dimulai di Dekanat Selatan FMIPA UNY. Ketua seksi bersenang-senang kelas A 2010, saudara Arief pada malam harinya sudah menginsruksikan kepada para peserta untuk segera berkumpul di Dekanat Selatan pada pukul 6 pagi. Dan seperti biasanya pula, tradisi ngaret masih saja melekat pada kami sehingga... yah mau tidak mau keberangkatan pun dimulai pada pukul setengah 8 pagi. Hehe.
                Perjalanan sampai di Kota Semarang kami tempuh dalam waktu 3 jam. Seingat saya, kota Semarang yang 13 tahun lalu pernah saya lewati itu memiliki tekstur tanah berbukit-bukit, sehingga rumah-rumah disana kelihatan tertata bagus dengan ketinggian yang berbeda-beda jika dipandang dari jauh. Ternyata ingatan saya tidak salah, pusat pemerintahan provinsi Jawa Tengah ini memang adalah kota besar yang indah, datarannya memang tidak rata tapi bangunannya tetap tertata.  Kami menuju wilayah kampus Universitas Diponegoro, keliling-keliling dan jeprat-jepret di rektorat, hehe. Mungkin satpam yang disana mengira kami adalah rombongan anak SMA yang sedang mencari informasi mengenai penerimaan mahasiswa baru di Undip kali yaa.. maklum, masih ada tampang2 unyu2 kaya anak SMA. hehe. 
                Setelah makan siang dan sholat zuhur di Mesjid Diponegoro, kami pun melanjutkan perjalanan menuju tempat tujuan selanjutnya, yaitu Lawang Sewu.  Tau kan Lawang Sewu apaan? Lawang Sewu merupakan sebuah bangunan kuno peninggalan jaman belanda yang dibangun pada 1904. Semula gedung ini untuk kantor pusat perusahaan kereta api (trem) penjajah Belanda atau Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij (NIS). Gedung tiga lantai bergaya art deco (1850-1940) ini karya arsitek Belanda ternama, Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag. Lawang Sewu terletak di sisi timur Tugu Muda Semarang, atau di sudut jalan Pandanaran dan jalan Pemuda. Disebut Lawang Sewu (Seribu Pintu), ini dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak. Kenyataannya, pintu yang ada tidak sampai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu (wikipedia).
Megahnya Lawang Sewu

Lepo Mania !

Ruang bawah tanah Lawang Sewu

                Setelah puas bermain dan belajar sejarah di Lawang sewu, kami pun lanjut ke Simpang Lima. Ternyata eh ternyata, perjalanan menuju Simpang lima ini gak selancar jalan tol pemirsaaaaa, maceeeeet, nah disaat itulah motor si Epul ditilang sama the police yang lagi jaga di lokasi setempat, menurut kesaksian Pak Polisi, Motor epul yang kemudinya diambil alih oleh Heru tersebut terbukti menerobos lampu merah, nah itu anak berdua gak tau kalo disitu itu ada lampu merah dan terus aja jalan nurutin kendaraan yang didepannya. Untuk sekedar diketahui nih pemirsa, jalannya tu ya, maceeeett.. bisa dibayangin dong sebenernya jarak antar kendaraan disitu hampir gak ada jarak saking macetnya, mungkin sebenernya banyak banget juga yang nyelonong boy di lampu merah, tapi kebetulannya motor mereka itu posisinya dipinggir, jadi ya merekalah yang di tarik ke pos sama pak polisi.
                Tanpa bisa berbuat banyak, kami pun menunggu Epul dan Heru di Mesjid Baiturrahman sekalian sholat ashar. Mesjid besar tersebut berada di Wilayah Simpang Lima, nah kebetulan lagi di lapangan simpang lima ternyata ada OVJ Road Show to Semarang, ada Sule dan kawan-kawan. Bisa dibayangin, suasana simpang lima pada saat itu ramainya kayak gimana. Setelah urusan Epul Heru and the police selesai, kamipun memutuskan untuk sekalian nonton Opera Van Java. Dengan jurus terobos sana terobos sini, kami pun berhasil masuk ke tengah lapangan di depan pangggung dan duduk dengan sangat manis disana, sembari melihat aksi Sule dan kawan-kawan secara live didepan mata, dengan status sok menjadi warga Semarang tentunya, hehe. 

Nonton Overa Van Java

                Pukul lima sore hari, pertunjukan pun selesai, kamipun kembali berkumpul di parkiran dan siap-siap untuk pulang kembali ke kota Jogja.  Nah dalam perjalanan pulang ini, adaaa aja yang bikin jalan kita tergalau-galau. Si Indi sama Heru sempet kepisah dan bikin jalur sendiri -____-, yang parahnya lagi, si Wiwi Kiki pake nyasar saat kita asik-asiknya ngelewatin By Pass yang kali ini jalannya selancar jalan tol, kita belok kiri eh mereka lurus, jadinya ketinggalan nun jauh di belakang sana pemirsaaaa, akibatnyaaaa.. kita semua harus stop di tengah2 jalan by pass yang sepi dan gelap itu sambil menunggu dan mengarahkan wiwi kiki agar kembali ke jalan yang benar. Gak bisa diarahkan, akhirnya ketua seksi bersenang-senang pun turun tangan kembali menjemput mereka yang ketinggalan nun jauh disana.
                Perjalanan dilanjutkan setibanya wiwi dan kiki setengah jam kemudian, waktu sudah menunjukkan sekitar jam setengah 9 malam. Setelah keluar jalan by pass, kami melalui jalan antar kota yang ramai, bahkan sempet macet. Naik motor malam-malam dengan dibonceng dibelakang seperti ini rasanya ngantuknyaaa gak ketulungan, pengen tidur rasanya. Sementara di sisi jalan yang lain, si Mala sudah terlihat jelas terantuk-antuk diboncengan akibat ngantuk yang gak tertahankan, begitu pula si Cucu.
                Perpal (istirahat) lagi, kami menghentikan motor kami di salah satu tempat makan di Magelang, ngobrol ngalor ngidul ngusir ngantuk, beli oleh-oleh dari Magelang (padahal tujuan touringnya ke semarang, kok belinya di magelang? -___-), kemudian melanjutkan perjalanan yang masih cukup panjang untuk sampai di kota Jogja. Lucunya, semuanya pada pake jas hujan kecuali saya, mereka bilang biar anget, plus jaga-jaga kalau hujan tiba-tiba turun. Cuma saya sendiri saja yang tidak pake mantel, selain karena mantel saya ketinggalan, saya pun tidak melihat ada tanda-tanda hujan, jadi ya sudah saya merasa aman saja. Ternyata memang tidak ada hujan, cuma gerimis doang, itu pun baru mulai turun pas kita udah sampai di daerah Jogja, amaaan. Alhamdulillah, pukul  11 malam kami pun tiba kembali di Jogja dengan selamat.
                Indonesia tanah air beta !
                Sama seperti touring-touring sebelumnya, touring kali inipun rasanya menyenangkan sekali ! Senang sekali rasanya punya teman-teman yang sehobi dalam hal seperti ini, berpetualang bersama mengeksplor keindahan nusantara, yah walaupun baru sebagian kecil wilayah nusantara yang bisa kami jamah, tapi semoga ini bisa menjadi salah satu cara sederhana kami untuk menunjukkan bahwa kami mencintai Indonesia, Indonesia tanah air kita. 

Jogja, 18 April 2013