Indonesia Tanah Air Beta !
Hai
! Kali ini kaki kami menjejak Semarang !
UTS sebenarnya
belum selesai, namun kepala ini rasanya sudah cenat-cenut butuh refresh
sesegera mungkin, mungkin itu pulallah yang dirasakan oleh teman-teman senasib
seperjuangan saya di kelas Pendidikan Fisika A UNY 2010. Jadilah, sabtu 13
April yang lalu, Lepo Mania, geng touringnya kelas A kembali menggelar
perjalanan lintas kota yang kali ini menjadikan Semarang, ibukota Provinsi Jawa
tengah sebagai tujuannya. Kali ini ada 14 orang dengan 7 buah motor yang terlibat dalam
touring.
Yuuuukkk berangkaaaattt ! |
Seperti
biasanya, garis start kami dimulai di Dekanat Selatan FMIPA UNY. Ketua seksi
bersenang-senang kelas A 2010, saudara Arief pada malam harinya sudah menginsruksikan
kepada para peserta untuk segera berkumpul di Dekanat Selatan pada pukul 6
pagi. Dan seperti biasanya pula, tradisi ngaret masih saja melekat pada kami
sehingga... yah mau tidak mau keberangkatan pun dimulai pada pukul setengah 8
pagi. Hehe.
Perjalanan
sampai di Kota Semarang kami tempuh dalam waktu 3 jam. Seingat saya, kota
Semarang yang 13 tahun lalu pernah saya lewati itu memiliki tekstur tanah berbukit-bukit, sehingga
rumah-rumah disana kelihatan tertata bagus dengan ketinggian yang berbeda-beda jika dipandang dari jauh. Ternyata ingatan
saya tidak salah, pusat pemerintahan provinsi Jawa Tengah ini memang adalah kota besar
yang indah, datarannya memang tidak rata tapi bangunannya tetap tertata. Kami menuju wilayah
kampus Universitas Diponegoro, keliling-keliling dan jeprat-jepret di rektorat, hehe. Mungkin satpam yang
disana mengira kami adalah rombongan anak SMA yang sedang mencari informasi mengenai
penerimaan mahasiswa baru di Undip kali yaa.. maklum, masih ada tampang2 unyu2
kaya anak SMA. hehe.
Setelah
makan siang dan sholat zuhur di Mesjid Diponegoro, kami pun melanjutkan
perjalanan menuju tempat tujuan selanjutnya, yaitu Lawang Sewu. Tau kan Lawang Sewu apaan? Lawang Sewu merupakan sebuah bangunan kuno peninggalan jaman belanda yang dibangun pada 1904. Semula gedung ini untuk kantor pusat perusahaan kereta api (trem) penjajah Belanda atau Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij (NIS). Gedung tiga lantai bergaya art deco (1850-1940) ini karya arsitek Belanda ternama, Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag. Lawang Sewu terletak di sisi timur Tugu Muda Semarang, atau di sudut jalan Pandanaran dan jalan Pemuda. Disebut Lawang Sewu (Seribu Pintu), ini dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak. Kenyataannya, pintu yang ada tidak sampai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu (wikipedia).
Megahnya Lawang Sewu |
Lepo Mania ! |
Ruang bawah tanah Lawang Sewu |
Setelah
puas bermain dan belajar sejarah di Lawang sewu, kami pun lanjut ke Simpang
Lima. Ternyata eh ternyata, perjalanan menuju Simpang lima ini gak selancar
jalan tol pemirsaaaaa, maceeeeet, nah disaat itulah motor si Epul ditilang sama
the police yang lagi jaga di lokasi setempat, menurut kesaksian Pak Polisi, Motor
epul yang kemudinya diambil alih oleh Heru tersebut terbukti menerobos lampu
merah, nah itu anak berdua gak tau kalo disitu itu ada lampu merah dan terus aja jalan nurutin kendaraan yang didepannya. Untuk sekedar diketahui nih pemirsa, jalannya tu ya,
maceeeett.. bisa dibayangin dong sebenernya jarak antar kendaraan disitu hampir
gak ada jarak saking macetnya, mungkin sebenernya banyak banget juga yang
nyelonong boy di lampu merah, tapi kebetulannya motor mereka itu posisinya dipinggir, jadi ya merekalah
yang di tarik ke pos sama pak polisi.
Tanpa
bisa berbuat banyak, kami pun menunggu Epul dan Heru di Mesjid Baiturrahman
sekalian sholat ashar. Mesjid besar tersebut berada di Wilayah Simpang Lima,
nah kebetulan lagi di lapangan simpang lima ternyata ada OVJ Road Show to Semarang, ada Sule dan
kawan-kawan. Bisa dibayangin, suasana simpang lima pada saat itu ramainya kayak
gimana. Setelah urusan Epul Heru and the police selesai, kamipun memutuskan
untuk sekalian nonton Opera Van Java. Dengan jurus terobos sana terobos sini,
kami pun berhasil masuk ke tengah lapangan di depan pangggung dan duduk dengan
sangat manis disana, sembari melihat aksi Sule dan kawan-kawan secara live
didepan mata, dengan status sok menjadi warga Semarang tentunya, hehe.
Nonton Overa Van Java |
Pukul
lima sore hari, pertunjukan pun selesai, kamipun kembali berkumpul di parkiran
dan siap-siap untuk pulang kembali ke kota Jogja. Nah dalam perjalanan pulang ini, adaaa aja
yang bikin jalan kita tergalau-galau. Si Indi sama Heru sempet kepisah dan bikin
jalur sendiri -____-, yang parahnya lagi, si Wiwi Kiki pake nyasar saat kita asik-asiknya
ngelewatin By Pass yang kali ini jalannya selancar jalan tol, kita belok kiri
eh mereka lurus, jadinya ketinggalan nun jauh di belakang sana pemirsaaaa,
akibatnyaaaa.. kita semua harus stop di tengah2 jalan by pass yang sepi dan gelap
itu sambil menunggu dan mengarahkan wiwi kiki agar kembali ke jalan yang benar.
Gak bisa diarahkan, akhirnya ketua seksi bersenang-senang pun turun tangan
kembali menjemput mereka yang ketinggalan nun jauh disana.
Perjalanan
dilanjutkan setibanya wiwi dan kiki setengah jam kemudian, waktu sudah menunjukkan
sekitar jam setengah 9 malam. Setelah keluar jalan by pass, kami melalui jalan
antar kota yang ramai, bahkan sempet macet. Naik motor malam-malam dengan dibonceng dibelakang seperti ini
rasanya ngantuknyaaa gak ketulungan, pengen tidur rasanya. Sementara di sisi
jalan yang lain, si Mala sudah terlihat jelas terantuk-antuk diboncengan akibat
ngantuk yang gak tertahankan, begitu pula si Cucu.
Perpal
(istirahat) lagi, kami menghentikan motor kami di salah satu tempat makan di
Magelang, ngobrol ngalor ngidul ngusir ngantuk, beli oleh-oleh dari Magelang
(padahal tujuan touringnya ke semarang, kok belinya di magelang? -___-),
kemudian melanjutkan perjalanan yang masih cukup panjang untuk sampai di kota
Jogja. Lucunya, semuanya pada pake jas hujan kecuali saya, mereka bilang biar
anget, plus jaga-jaga kalau hujan tiba-tiba turun. Cuma saya sendiri saja yang
tidak pake mantel, selain karena mantel saya ketinggalan, saya pun tidak
melihat ada tanda-tanda hujan, jadi ya sudah saya merasa aman saja. Ternyata
memang tidak ada hujan, cuma gerimis doang, itu pun baru mulai turun pas kita udah
sampai di daerah Jogja, amaaan. Alhamdulillah, pukul 11 malam kami pun tiba kembali di Jogja
dengan selamat.
Indonesia
tanah air beta !
Sama
seperti touring-touring sebelumnya, touring kali inipun rasanya menyenangkan
sekali ! Senang sekali rasanya punya teman-teman yang sehobi dalam hal seperti
ini, berpetualang bersama mengeksplor keindahan nusantara, yah walaupun baru
sebagian kecil wilayah nusantara yang bisa kami jamah, tapi semoga ini bisa
menjadi salah satu cara sederhana kami untuk menunjukkan bahwa kami mencintai Indonesia, Indonesia tanah air
kita.
Jogja, 18 April 2013