Laman


Jumat, 16 Agustus 2013

FIRASAT


Firasat, kalau kata Dee bilang, firasat adalah cara bagaimana alam berbicara kepada kita. Banyak penelitian-penelitian yang mengungkapkan bahwa alam sebenarnya memang memiliki hubungan yang erat dengan manusia, tidak hanya dari sisi lahiriah namun juga batiniah. Bahkan Rhonda Bryne dalam bukunya The Secret mengatakan bahwa alam berhubungan erat dengan pikiran seseorang, seperti apa kita berfikir tentang suatu hal,  maka seperti itu pulalah alam akan mendukung apa yang kita pikirkan hingga alam mewujudkan apa yang kita pikirkan agar menjadi nyata, begitulah cara alam memperlakukan kita.

Bagaimana dengan firasat? rasanya firasat lebih dulu datang mendahului apa yang belum  terpikirkan di benak kita, dan firasat seringkali berbicara kepada kita melalui alam, baik melalui alam sadar maupun alam bawah sadar. Firasat barangkali benar adalah cara alam berbahasa kepada kita, tapi mengendalikannya adalah diluar kuasa kita, mengenai kapan dan untuk suatu pertanda apa.

Pernahkah disuatu pagi anda bangun dari tidur anda dengan suatu mimpi buruk yang masih meninggalkan jejak yang bahkan terlalu menakutkan dalam ingatan anda ketika anda bangun? mimpi yang membuat sepanjang  hari anda menjadi suram, mimpi yang membuat anda kebingungan harus berbuat apa. Anda terpikir bahwa mimpi itu membawa suatu pertanda yang akan terjadi dalam hidup anda, namun sayangnya itu pertanda yang sama sekali tidak anda inginkan, dan anda berusaha sekuat tenaga untuk menganggap itu pertanda yang terlalu jauh untuk masuk dalam kategori fakta yang dapat dipercaya. Anda bertanya kepada siapa saja, tapi sayangnya mereka sama saja, percaya sebagaimana semua orang selama ini percaya, pertanda sesuatu akan hilang, begitu katanya. Anda memutuskan untuk tidak lagi bertanya karena hanya akan membuang-buang waktu saja, toh mereka menjawabpun anda menolak untuk percaya. Anda baru tahu seperti apa beratnya melawan arus sendirian, tidak percaya apa yang orang lain percaya bahwa itu pertanda. Anda tidak perduli pada akhirnya siapa yang akan menang, anda atau mereka, anda hanya perlu menentang didalam hati anda, itu yang anda tahu.

Entah apa itu namanya,  anda benar-benar tidak percaya atau hanya berpura-pura tidak percaya, ketika selanjutnya anda memberanikan diri untuk menghubungi seseorang diujung sana, mendengar suaranya tanpa menanyakan kabarnya, bertingkah seolah tidak ada yang sedang anda khawatirkan, lalu menghela nafas lega dan menarik kesimpulan bahwa seseorang yang anda khawatirkan ternyata baik-baik saja. Itu menjadi bukti yang sudah cukup bagi anda untuk tidak percaya lalu menenggelamkan mimpi buruk itu seolah tak pernah ada. Anda bukanlah orang yang pandai menangkap suatu pertanda dari alam, termasuk pertanda yang dikirim dari alam bawah sadar, itu yang anda percaya.

Sampai pada suatu ketika, semuanya telah terjadi, sesuatu telah benar-benar hilang, anda benar-benar merasakan kehilangan besar dalam hidup anda. Butuh waktu cukup lama bagi anda untuk menyadari bahwa alam pernah berbicara kepada anda sebelumnya, saat dimana anda menolak mentah-mentah untuk membangun komunikasi dua arah dengannya, anda tidak menyadari bahwa saat itu suatu pertanda telah diberikan alam bawah sadar anda, dengan izin Tuhan tentunya.

Setiap orang pasti punya pengalaman sendiri-sendiri tentang firasat, sayapun demikian. Firasat seringkali menyelinap masuk dalam kehidupan seseorang tanpa permisi, tanpa diminta, dan mewujud dalam berbagai cara, entah apa tujuannya, meminta seseorang yang diberi firasat agar bersiap-siap untuk menerima apa yang akan terjadi, tapi untuk apa jika hanya itu saja alasannya? Untuk apa jika pada akhirnya kita tetap tidak bisa mencegah dan merubah apa-apa?

“Jika kamu dimampukan untuk mencegah, kamu pasti mampu. Tapi jika tidak, seberapa besarpun usaha kamu untuk mencegah, maka kamu tetap tidak akan bisa. Saat mendapatkan pertanda, yang perlu kamu lakukan hanyalah menerima, menerima saat pertanda itu datang, dan menerima apa yang akan terjadi setelahnya...” itu inti dari jawaban yang ditulis Dee dalam cerita firasat dalam buku Rectoverso yang menjadi salah satu buku favorit saya. Barangkali benar bahwa firasat mengajarkan kita untuk terlebih dulu berdamai dengan kenyataan, lalu menerima dan mengikhlaskan apa yang akan terjadi.

 Tanjung, 11 Agustus 2013