Laman


Sabtu, 21 September 2013

I'm Always on The Way Back Home


Sebagaimana yang selama ini saya percaya, bahwa dimanapun berada dan sejauh apapun seseorang melangkah, ia pasti selalu memiliki orang-orang yang disebut dengan keluarga, ia pasti selalu memiliki tempat untuk pulang...

Jogja, 21 September 2013
                  Keluarga baru lagi. Itulah yang diberikan Tuhan kepada saya bahkan sebelum sempat saya meminta. Ya, Tuhan tahu apa yang  kita perlu bahkan ketika kita sendiri belum sempat meminta itu kepadaNya. Perihal tuntutan akademis untuk melaksanakan KKNPPL akhirnya mempertemukan saya dengan 15 orang mahasiswa lain dengan latar jurusan berbeda-beda yang juga ditugaskan ke SMAN 2 Bantul, yang pada akhirnya menjadi keluarga baru bagi saya. 

                      Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. KKNPPL  yang beberapa bulan lalu lebih banyak kami anggap sebagai beban berat akhirnya berakhir di bulan september ini. KKNPPL yang menyimpan beban yang disatu sisi melegakan namun disisi lain rasanya enggan untuk ditinggalkan.  Beban yang menyatukan keenambelas orang ini dalam suatu kebersamaan yang terlalu manis untuk dikenang, yang nyatanya menyedihkan untuk ditinggalkan. Entah ini keberuntungan macam apa, disaat beberapa teman saya di kelompok KKNPPL lain berkeluh kesah tentang masalah-masalah dalam kelompoknya, saya justru bersyukur karena dibersamai oleh orang-orang yang ringan tangannya dalam pekerjaan, nyaman pundaknya untuk bersandar, mudah terlepas bebannya oleh tawa kebersamaan, dan tak ketinggalan, senantiasa seiya sekata dalam kerempongan. 

                Ah, saya pasti akan sangat merindukan kalian teman-teman. Yogi, pak ketua, si om, yang penyabar tapi juga kadang rempong. Yeni, si mbok, si belahan jiwa yang banyak kesamaan selera dengan saya. Diani, si mamol, anak gunung yang anggun dan sregep nulis diary kkn. Akhor, teman duet saya bernyanyi dan main gitar di kontrakan karena kami memiliki banyak kesamaan dalam selera musik. Sri, Sisrol yang selalu jadi juara tercepat menghabiskan makanan dibanding teman-teman semeja makannya. Erni, Ern anak kecil unyu rekan small circlenya mba endach. Sigit, yang jari telunjuknya setiap subuh setia membangunkan teman-temannya di kontrakan walaupun seringkali diprotes karena dianggap membangunkan terlalu subuh. Tyas, yang khas dengan nada piyee panjangnya yang akhirnya jadi trendsetter didalam kelompok.  Aris yang khas dengan wajah tenang dan innosencenya. An’an yang jago main hulahop dan selalu tidur dengan Busepalus boneka beruang ungunya. Nia, yang paling gagah diantara jejeran rekan cewek lainnya. Raras, yang juga suka sama lagu-lagunya Avril. Boni, yang hobbi menanyakan perihal kebahagiaan orang “terus koe bahagia nek.... blablabla.”. Qonik, choniah yang dari luar keliatan kalem dan anteng tapi aslinya suka bikin orang ketawa.  Dan Eva, Epul si gadis geje  yang suka usil, yang pelor sekali nempel langsung molor,  dan yang paling sering membersamai saya kesana kemari.

                     Saya, si mba endach yang kalau nginap di kontrakan tidurnya paling telat sendiri dan kadang bikin kalian susah memejamkan mata karena lampu ruangan yang masih cetar benderang, yang paling anti dengan serangan ranjau udara anak-anak kontrakan,  yang sering telat datang ke sekolah karena tidak sempurna dalam melakukan misi penyeruputan jogja-bantul, yang sedih gundah gulana kalo pas lagi gak bawa uang kas saat kalian menyerahkan lembaran kuitansi persis kaya debt collector lagi nagih utang, bakal kangen kalian semua teman-teman...  Terima kasih sudah menyelipkan saya diantara kalian, suatu kehormatan bisa menjalankan tugas bersama kalian. :)


Sejauh apapun seseorang melangkah, ia pasti selalu memiliki orang-orang yang disebut dengan keluarga, dan ia pasti selalu memiliki tempat untuk pulang... dan orang itu kalian, dan tempat itu kalian, karena bersama kalian saya merasa nyaman.